Sabtu, 20 Desember 2014

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

1. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

ILMU PENGETAHUAN

Dikalangan ilmuan ada keseragaman pendapat bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dari beberapa ilmuan antaranya adalah:
         a.    Menurut Decartes ilmuan pengetahuan merupakan serba budi.
         b.    Menurut Immanuael kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
         c.    Menurut Teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Banyaknya teori dan pendapat tentang ilmu pengetahuan mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan. Permasalahan ilmu pengetahuan meliputu arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri mencangkup ilmu pengetahuan alam dan sosial.

Dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut perlu diperhatikan hambatan sosialnya. Bagaimana konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral ilmiah. Contoh sederhana tapi mendalam terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial didalam suku dan kewwajiban setiap individu sudah terang. Alasan lain untuk mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena dalam perkembangan ilmu-ilmu modern, pengetahuan manusia telah mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan pikiran ontologis, kemudian mengambil jarak terhadap alam sekitarnya. Alam dipelajari, direnggut dan digauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi manusia.

TEKNOLOGI

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkina berlaku secara akademi, dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi menyangkut bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. Dari batasan diatas jelas, bahwa teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknogi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan. Teknogi memperlihatkan fenomenanyadalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai eisiensi dalam bidang aktivitas manusia. Jadi maksudnya adalah berbagai usaha metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia. Dengan semakin meningkatnya teknologi tempat proses perubahan itu tidak dapat dipandang “normal” lagi dan tercapailah akselerasi ekstern maupun intern yang merupakan kekuatan sosial yang kurang mendalam dpahami. Untuk itu diperlukan counter play yang sejati, bersifat normati bagi manusia. Demikian pula pandangan terhadap teknologi harus menekankan pada keserasian antara teknologi dengan kepentingan manusia dan integritas ekosistem hal ini dapat berlangsung dengan cara:
         1.    Memberikan banyak alternate pilihan teknologi
         2.    Adanya interaksi yang serasi antara manusia mesin-mesin dan bioser
         3.    Teknologi harus baik secara termoninamis demi tercapainya keseimbangan energi ekonomi dan ekologis
         4.    Teknologi harus menopang hidup manusia bukan sebaliknya

Pandangan ini kemudian bergeser menjadi cinta akan teknologi, kemudian menjadi pandangan kekecewaan terhadap teknologi. Pandangan ini berubah secara bertahap , meskipun dalam kenyataannya negara-negara berkembang terdesak oleh keadaan sosial ekonomi yang mengkhawatirkan. Maka alternatif untuk mengatasi masalah demikian dikembangkan apa yang disebut dengan “teknologi tepat guna”.


2. KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendekatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlikan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipenuhi oleh tiga hal:
        1.    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan .
        2.    Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
        3.    Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau suatu subkultur yang mempunyai struktur dan way of life yang telah menjadi turun-temurun melalui jalur keluarga. Karena kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, maka terlebih dahulu pelu memahami inti pokok dari suatu “struktur “ inti pokok dari struktur adalah realisasi hubungan antara suatu subjek dan objek dan antara subjek-subjek komponen-komponen yang merupakan bagian dari suatu sistem.

Kalau kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi maka kemiskinan pun memiliki sejumlah fungsi yaitu:
        1.    Fungsi ekonomi : penyedia tenaga untuk pekerjaan tertentu menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
        2.    Fungsi sosial : menimbulkan altrusme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
        3.    Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknotrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya, saling mengayongi antar sesame manusia.
        4.    Fungsi politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.











Sumber : https://www.scribd.com/book

PELAPISAN SOSIAL DAN PERSAMAAN DERAJAT

Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut ayau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan didalam masyarakat manapun, pelapisan sosial selalu ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan anter warga dalam masyarakat kedalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapatnya lapisan-lapisan didalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang, rendah.

Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi sosial seseorang disebabkan oleh macam-macam perbedaan, seperti kekayaan dibidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang. Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan didalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan dibawahnya.

A. Terjadinya Lapisan Sosial

Terjadinya pelapisan sosial terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapuun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara ilmiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada lapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana system itu berlaku. Kedudukan itu mungkin dari dia paling tua (karena usia).

2. Terjadi dengan sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenagan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, antara lain:
►Sistem fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.

►Sistem skalar, merupakan pembagian ekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah keatas (vertikal)


B. Perbedaan Sistem Pelapisan dalam Masyarakat

Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tertentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa, antara lain:
  Ø  Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya.
  Ø  Individu dipengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.

Perbedaan sifat pelapisan sosial, antara lain:
       1.    Sifat tertutup
      Orang tidak dapat pindah dari lapisan kelapisan lainnya baik setingkat lebih atas maupun lebih bawah.
       2.    Sifat terbuka
      Orang dengan kemampuannya dapat pindah kelapisan lebih atas atau turun kebawah.

C. Solusi Pelapisan Sosial Negatif

Adapun solusi dari pelapisan sosial yang bersifat negative diantaranya:

1.  Antroposentris
Adalah pandangan spesies manusia. Semua diukur berdasarkan asas manfaatnya terhadap manusia. Dalam pendekatan ini terdapat dua cara untuk menghilangkan pelapisan sosial yang negatif yakni pendekatan material dan non material. Pendekatan material bisa diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan berupa materi yang dibutuhkan oleh mereka yang berada di stratifikasi bawah. Sedangkan pendekatan non material diwujudkan dengan diberlakukannya demokrasi oleh pemerintah seperti adanya HAM.



2.  Teosentris
Adalah suatu karakteristik yang memusatkan segala-galanya pada Tuhan. Seperti halnya pada pendekatan antroposentris, teosentris juga dapat diwujudkan dalam hal yang berupa material dan non material. Material dari pendekatan teosentris ini berasal dari firman Tuhan seperti kewajiban zakat, infaq, sedekah, dll. Sedangkan non material seperti firman Allah swt tentang pembelajaran AL-QURAN.



Persamaan Derajat

Perbedaan-perbedaan antara tingkatan hidup, derajat seseorang, kekayaan, kekuasaan, menciptakan kesenjangan sosial menyebabkan diskriminasi yang membeda-bedakan antar sesama manusia dalam setiap bidang. Hal ini menyebabkan kehidupan lebih sulit terutama untuk kalangan bawah yang hingga akhirnya terjadi pemberontakan yang menuntut persamaan hak atau persamaan derajat yang dimiliki.

Persamaan berasal dari kata dasar sama yang artinya nilai yang setara, seimbang, dll. Derajat yang artinya tingkatan yang dimiliki tiap individu atau manusia. Jadi yang dimaksud persamaan derajat adalah dimana tiap individu atau orang per orang tersebut mendapatkan perlakuan atau pelayanan yang sama dalam kehidupan sosial. Contohnya dalam pelayanan hukum. Hukum itu buta tidak memandang orang atau individu berdasarkan kekayaan, kekuasaan atau apapun artinya tiap orang dimata hukum adalah sama.


Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik, artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang sama besarnya. Setiap warganegara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam undang-undang.









sumber : https://www.scribd.com/book

Rabu, 10 Desember 2014

PEMUDA DAN SOSIALISASI

1. PEMUDA

Pemuda adalah manusia yang berusia 15-30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik. Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.


- Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sebeb merekalah yang menggantikan generasi sebelimnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.

Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada. Dalam beberapa hal perubahan atau kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja, tetapi membawa serta perubahan sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika karena menyangkut tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain pembangunan memerlukan pembaruan.

- Pembinaan dan Pengembangan Pemuda

Generasi muda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa, untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Karang taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan. Dalam hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dan pengertian pokok, yaitu:

- Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

- generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimaldan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.



2. SOSIALISASI

Sosialisasi adalah suatu kemampuan individu untuk dapat berinteraksi secara baik dengan lingkungan dan memperoleh nilai-nilai yang sesuai denagn lingkungannya. Sosialisasi ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana seseorang itu berada.

- Agen Sosialisasi

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya.apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, maka anak cenderung menampilkan perilaku maladjustment. Agen-agen sosial tersebut adalah: 1)Keluarga, 2)Teman sebaya, 3)Sekolah, dan  4)Media. Setiap agen sosial memiliki bentuk dan nilai yang berbeda bagi proses sosialisasi anak.

1. Keluarga
Keluarga merupakan agen sosialisasi anak yang paling awal, dimana keluarga merupakan tempat pertama anak melakukan hubungan sosial. Anak akan membawa ingatan mengenai hubungan keluarganyadalam melakukan kontak sosial dengan sahabat, guru, tetangga dan lainnya. Anggota keluarga yang pertama yang paling berpengaruh dalam proses sosialisasi adalah orangtua. Bentuk pengasuhan, sikap orangtua terhadap anak semuanya dapat mempengaruhi proses sosialisasi anak kedepannya.


2. Teman Sebaya
Teman sebaya memainkan peranan yang khusus dalam perkembangan anak. Hubungan anak dengan orangtuanya lebih sering walaupun demikian interaksi diantara teman sebaya lebih bebas dan egaliter. Hubungan dengan teman sebaya menawarkan kesempatan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi hubungan interpersonal yang baru, hubungan itu menjadi dasar bagi anak dalam perkembangan kemampuan sosialnya. Seiring dengan perkembangan anak dan hubungannya dengan teman sebaya, pertukaran negative dan konflik juga semakin meningkat. Anak-anak yang sering mengalami konflik dengan teman sebaya biasanya lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.

3. Sekolah
Tujuan utama dari sekolah adalah untuk mengembangkan dan mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Sekolah membantu anak mendapatkan orientasi abstrak simbolis mengenai dunia, yang membuat anak-anak mengembangkan kemampuan berfikir mengenai konsep umum, peraturan, dan situasi tertentu. Sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan umum saja, sekolah juga mengajarkan anak-anak untuk berfikir mengenai dunia dalam berbagai cara. Hal ini membuat fungsi sekolah bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif anak, tetapi juga kemampuan sosial anak.

4. Media
Media meliputi Koran, majalah, buku, radio, televise dan berbagai jenis alat komunikasi lainnya yang mencapai jumlah pendengar yang besar yang disampaikan melalui medium impersonal antara pengirim dan penerima. Media tidak langsung mempengaruhi interaksi seperti halnya agen sosial yang lain, walau begitu media tetap merupakan agen sosialisasi karena mengungkapkan berbagai aspek mengenai masyarakat dan mempengaruhi anak-anak dalam pengertiannya mengenai dunia. Televisi merupakan salah satu media yang paling mempengaruhi anak-anak. Anak-anak biasanya meniru karakter-karakter yang ada didalam televisi, terutama yang aktif dan terkenal. Maka bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan tokoh televisi yang mereka lihat dan mereka bawa dalam pergaulan sehari-hari dan biasanya dilakukan ketika bersama dengan teman-teman sebaya mereka. Media sebagai dalah satu agen sosialisasi tidak dapat dilepaskan dari anak-anak dan harus diperhatikan karena sangat berpengaruh pada perkembangan anak, khusus pada masa kanak-kanak awal karena belum mampu menyaring informasi.

Peningkatan perilaku sosial cenderung paling menyolok pada masa kanak-kanak awal. Hal ini disebabkan oleh pengalaman sosial yang semakin bertambah dan anak-anak mempelajari pandangan pihak lain terhadap perilaku mereka dan bagaimana pandangan tersebut mempengaruhi tingkat penerimaan dari kelompok teman sebaya.

Kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting dalam menentukan perkembangan sosialisasi anak dikemudian hari sehingga sangat perlu untuk diperhatikan. Khususnya perkembangan sosialnya sehingga perlu diperhatikan agar anak dapat berkembang menjadi anak-anak yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakatnya karena pada masa kanak-kanak awal peningkatan perilaku sosial sangat penting dan menentukan bagaimana perilaku sosial anak pada tahap berikutnya.









                http://id.wikipedia.org/

Selasa, 09 Desember 2014

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Penduduk

Penduduk adalah kelompok atau kumpulan dari masyarakat yang terbentuk di wilayah tersebut atau orang-orang yang menetap di suatu wilayah tertentu.

Pertambahan penduduk pada dasarnya di pengaruhi oleh factor-faktor demografi sebagai berikut:
            1. kematian (mortalitas)
            2. kelahiran (natalitas)
            3. migrasi (mobilitas)

Kelahiran dan kematian dinamakan factor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan factor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga factor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat /rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu , dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut. Kelahiran bersifat menambah, kematian bersifat mengurangi dan migrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk) dan dapat pula bersifat mengurangi (migrasi keluar). Untuk banyak negara, termasuk Indonesia, pertumbuhan penduduk ditentukan oleh kelahiran dan kematian, Karena migrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bias diabaikan.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional).

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk pindah kedaerah lain, yaitu:
-       Persediaan sumber daya alam
-       Lingkungan sosial budaya
-       Potensi ekonomi
-       Alat masa muda





Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kehidupan sosial manusia menempati wilayah tertentu yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu-individu semata, masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu system yang terbentuk karena hubungan anggota-anggotanya. Dengan kata lain, masyarakat adalah suatu system yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan system kemasyarakatan.

Cara yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah dengan menelaah ciri-ciri pokok dari masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu:
           
1. Manusia yang hidup bersama
Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama itu ada dua orang. Di dalam ilmu sosial, khususnya sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
            2. Bergaul selama jangka waktu cukup lama
            3. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan satu kesatuan



Kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki subkebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender. Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

-       Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.

-       Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.

-       Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.

-       Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.      










Sumber: https://www.scribd.com/books
                 id.wikipedia.org