Sabtu, 20 Desember 2014

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

1. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

ILMU PENGETAHUAN

Dikalangan ilmuan ada keseragaman pendapat bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dari beberapa ilmuan antaranya adalah:
         a.    Menurut Decartes ilmuan pengetahuan merupakan serba budi.
         b.    Menurut Immanuael kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
         c.    Menurut Teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Banyaknya teori dan pendapat tentang ilmu pengetahuan mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan. Permasalahan ilmu pengetahuan meliputu arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri mencangkup ilmu pengetahuan alam dan sosial.

Dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut perlu diperhatikan hambatan sosialnya. Bagaimana konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral ilmiah. Contoh sederhana tapi mendalam terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial didalam suku dan kewwajiban setiap individu sudah terang. Alasan lain untuk mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena dalam perkembangan ilmu-ilmu modern, pengetahuan manusia telah mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan pikiran ontologis, kemudian mengambil jarak terhadap alam sekitarnya. Alam dipelajari, direnggut dan digauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi manusia.

TEKNOLOGI

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkina berlaku secara akademi, dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi menyangkut bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. Dari batasan diatas jelas, bahwa teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknogi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan. Teknogi memperlihatkan fenomenanyadalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai eisiensi dalam bidang aktivitas manusia. Jadi maksudnya adalah berbagai usaha metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia. Dengan semakin meningkatnya teknologi tempat proses perubahan itu tidak dapat dipandang “normal” lagi dan tercapailah akselerasi ekstern maupun intern yang merupakan kekuatan sosial yang kurang mendalam dpahami. Untuk itu diperlukan counter play yang sejati, bersifat normati bagi manusia. Demikian pula pandangan terhadap teknologi harus menekankan pada keserasian antara teknologi dengan kepentingan manusia dan integritas ekosistem hal ini dapat berlangsung dengan cara:
         1.    Memberikan banyak alternate pilihan teknologi
         2.    Adanya interaksi yang serasi antara manusia mesin-mesin dan bioser
         3.    Teknologi harus baik secara termoninamis demi tercapainya keseimbangan energi ekonomi dan ekologis
         4.    Teknologi harus menopang hidup manusia bukan sebaliknya

Pandangan ini kemudian bergeser menjadi cinta akan teknologi, kemudian menjadi pandangan kekecewaan terhadap teknologi. Pandangan ini berubah secara bertahap , meskipun dalam kenyataannya negara-negara berkembang terdesak oleh keadaan sosial ekonomi yang mengkhawatirkan. Maka alternatif untuk mengatasi masalah demikian dikembangkan apa yang disebut dengan “teknologi tepat guna”.


2. KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendekatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlikan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipenuhi oleh tiga hal:
        1.    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan .
        2.    Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
        3.    Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau suatu subkultur yang mempunyai struktur dan way of life yang telah menjadi turun-temurun melalui jalur keluarga. Karena kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, maka terlebih dahulu pelu memahami inti pokok dari suatu “struktur “ inti pokok dari struktur adalah realisasi hubungan antara suatu subjek dan objek dan antara subjek-subjek komponen-komponen yang merupakan bagian dari suatu sistem.

Kalau kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi maka kemiskinan pun memiliki sejumlah fungsi yaitu:
        1.    Fungsi ekonomi : penyedia tenaga untuk pekerjaan tertentu menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
        2.    Fungsi sosial : menimbulkan altrusme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
        3.    Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknotrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya, saling mengayongi antar sesame manusia.
        4.    Fungsi politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.











Sumber : https://www.scribd.com/book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar