1. ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
ILMU PENGETAHUAN
Dikalangan ilmuan ada keseragaman pendapat bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dari beberapa ilmuan antaranya adalah:
a. Menurut
Decartes
ilmuan pengetahuan merupakan serba budi.
b. Menurut
Immanuael
kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
c. Menurut
Teori
Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Banyaknya
teori dan pendapat tentang ilmu pengetahuan mengakibatkan suatu definisi ilmu
pengetahuan akan mengalami kesulitan. Permasalahan ilmu pengetahuan meliputu
arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuan itu sendiri sebagai
dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri mencangkup ilmu
pengetahuan alam dan sosial.
Dalam
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut perlu diperhatikan
hambatan sosialnya. Bagaimana konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk
mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral ilmiah. Contoh sederhana tapi
mendalam terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan
dari pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial didalam suku dan
kewwajiban setiap individu sudah terang. Alasan lain untuk mengintegrasikan
kedua bidang tersebut ialah karena dalam perkembangan ilmu-ilmu modern,
pengetahuan manusia telah mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan
pikiran ontologis, kemudian mengambil jarak terhadap alam sekitarnya. Alam
dipelajari, direnggut dan digauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi
manusia.
TEKNOLOGI
Dalam
konsep yang pragmatis dengan kemungkina berlaku secara akademi, dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seni yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi menyangkut bagaimana berbagai sumber, tanah,
modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan
produksi. Dari batasan diatas jelas, bahwa teknologi sosial pembangunan memerlukan
semua science dan teknogi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan
pembangunan. Teknogi memperlihatkan fenomenanyadalam masyarakat sebagai hal
impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya
untuk metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai eisiensi dalam bidang
aktivitas manusia. Jadi maksudnya adalah berbagai usaha metode dan cara untuk
memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan
sebelumnya.Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang
kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia.
Dengan semakin meningkatnya teknologi tempat proses perubahan itu tidak dapat
dipandang “normal” lagi dan tercapailah akselerasi ekstern maupun intern yang
merupakan kekuatan sosial yang kurang mendalam dpahami. Untuk itu diperlukan
counter play yang sejati, bersifat normati bagi manusia. Demikian pula
pandangan terhadap teknologi harus menekankan pada keserasian antara teknologi
dengan kepentingan manusia dan integritas ekosistem hal ini dapat berlangsung
dengan cara:
1. Memberikan
banyak alternate pilihan teknologi
2. Adanya
interaksi yang serasi antara manusia mesin-mesin dan bioser
3. Teknologi
harus baik secara termoninamis demi tercapainya keseimbangan energi ekonomi dan
ekologis
4. Teknologi
harus menopang hidup manusia bukan sebaliknya
Pandangan
ini kemudian bergeser menjadi cinta akan teknologi, kemudian menjadi pandangan
kekecewaan terhadap teknologi. Pandangan ini berubah secara bertahap , meskipun
dalam kenyataannya negara-negara berkembang terdesak oleh keadaan sosial
ekonomi yang mengkhawatirkan. Maka alternatif untuk mengatasi masalah demikian
dikembangkan apa yang disebut dengan “teknologi tepat guna”.
2. KEMISKINAN
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendekatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlikan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipenuhi oleh tiga hal:
1. Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan .
2. Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar.
3. Kebutuhan
objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kemiskinan
menjadi suatu kebudayaan atau suatu subkultur yang mempunyai struktur dan way
of life yang telah menjadi turun-temurun melalui jalur keluarga. Karena
kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, maka terlebih dahulu pelu
memahami inti pokok dari suatu “struktur “ inti pokok dari struktur adalah
realisasi hubungan antara suatu subjek dan objek dan antara subjek-subjek
komponen-komponen yang merupakan bagian dari suatu sistem.
Kalau
kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi maka kemiskinan pun memiliki
sejumlah fungsi yaitu:
1. Fungsi
ekonomi : penyedia tenaga untuk pekerjaan tertentu menimbulkan dana sosial,
membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
2. Fungsi
sosial : menimbulkan altrusme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi
kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan
merangsang munculnya badan amal.
3. Fungsi
kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknotrat dan sumber inspirasi
sastrawan dan memperkaya budaya, saling mengayongi antar sesame manusia.
4. Fungsi
politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk
musuh bersaing bagi kelompok lain.
Walaupun
kemiskinan mempunyai fungsi bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi
karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.
Sumber : https://www.scribd.com/book